Kerajinan tangan khas Manggarai Barat dibangkitkan kembali sejalan dengan pengembangan dan kemajuan pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, sejak binatang Komodo masuk dalam tujuh keajaiban dunia baru yang diumumkan pada November 2011. Kain songket, selendang songket sejak dahulu sudah dikerjakan oleh warga masyarakat di tiga kabupaten (Manggarai Barat, Manggarai Timur dan Manggarai).
Selama promosi tidak gencar dilakukan di media massa, maka pariwisata Kabupaten Manggarai Barat terutama kerajinan tangan khas Manggarai Barat tenggelam sangat dalam bersama dengan pengaruh modern yang kuat kepada masyarakat. Kain songket dan selendang songket khas Manggarai Barat dipadukan dengan topi Rea sungguh sangat indah dan memiliki kewibawaan bagi masyarakat Manggarai Barat. Sejak 2009 tamu-tamu yang minum kopi khas Manggarai Barat di Bandara Komodo selalu mencari sesuatu yang khas dari Manggarai Barat selain kain songket dan kain selendang.
Melihat peluang yang terjadi pasar ini maka warga berinisiatif mengumpulkan bahan-bahan khas Manggarai Barat dan Flores sejak tujuh tahun yang lalu di bidang souvenir. Souvenir yang sangat diminati wisatawan domestik dan mancanegara yakni kain songket, selendang, patung komodo, rumah adat Manggarai dan topi.
Nah, Topi yang paling unik dan khas Manggarai Barat adalah "Topi Rea" yang sangat asli hasil dari anyaman dari pohon Rea itu sendiri. Pusat Industri Kerajinan Topi Rea yang kini diubah namannya menjadi Topi Komodo yakni di Kampung Nunang, Bambor, Kecamatan Sano Nggoang; Daleng, Kecamatan Lembor; Kampung Melo, Mamis, Kecamatan Mbeliling selalu dipesan oleh para tamu dari Kota Labuan Bajo serta pejabat yang berkunjung ke Kota Labuan Bajo. Demikian dijelaskan, Ibu Maria Goreti Rueng (40), pedagang souvenir khas Flores dan Manggarai Barat di Kios Bandara Udara Komodo.
Rueng asal Sita, Kabupaten Manggarai Timur menikah dengan orang Manggarai Barat ini menuturkan, setiap hari banyak tamu di Bandara Udara Komodo selalu mencari topi Rea khas Manggarai Barat untuk dipakai atau dihadiahkan kepada tamu atau keluarga mereka. Rueng menjelaskan, bahan souvenir yang paling laris di standnya di Bandara Udara Komodo adalah rumah adat Manggarai Raya dengan dijual seharga Rp 100.000-Rp 300.000 dan kain selendang seharga Rp 50.000, kain songket seharga Rp 300.000 dan topi Rea yang sangat diminati orang dijual seharga Rp 100.000.
Penghasilan dari menjual souvenir khas Flores dan Manggarai Barat, menurut Rueng, bervariasi dimana saat pengunjung sepi dirinya akan memperoleh penghasilan Rp 500.000 per hari. Namun pada musim wisatawan berkunjung saat liburan, Rueng memperoleh penghasilan berkisar Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 per hari.
Rueng melanjutkan, dulu dirinya berjualan souvenir di depan Gardena di pinggir pantai Labuan Bajo, namun, hasilnya sangat kurang. Barang-barang souvenir Topi Rea diambilnya dari Pusat Industri Kerajinan di Kampung Nunang, Kecamatan Sano Nggoang.
Sementara Maria Bia (59), warga Kampung Melo, di Rumah Sanggar Budaya Compang Toe menjelaskan, di rumah Sanggar Budaya Compang Toe selain disuguhkan kopi asli Manggarai Barat juga dijual Topi REA khas Manggarai Barat kepada wisatawan asing dan domestik yang berkunjung di Kampung Melo. Menurut Bia, Topi Rea ini dijual kepada wisman dan wisdom karena mereka sangat suka keaslian dari topi itu yang terbuat dari bahan-bahan alamiah.
Koordinator Lapangan di Manggarai Barat dari Tim Jelajah Sepeda Bali-Komodo, Frans Sarong menjelaskan, Tim Jelajah Sepeda Bali-Komodo sebaiknya diperkenalkan kepada aneka kerajinan tangan seperti Topi Rea ini. "Kami mencari yang unik untuk diperkenalkan kepada Tim Jelajah Sepeda Bali-Komodo sehingga kami melakukan survei di Kampung Melo," jelasnya.
Sarong memaparkan, dirinya sudah menyampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk mempromosikan kekhasan masyarakat Manggarai Barat kepada tim dan rombongan Jelajah Sepeda Bali-Komodo.
Bupati Manggarai Barat, Agustinus Ch. Dula merespons baik usulan yang disampaikan di Labuan Bajo. Bupati Dula langsung memerintahkan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Manggarai Barat segera menyiapkan 20 topi Rea untuk dipakai oleh Tim Jelajah Sepeda Bali-Komodo saat tiba di Pelabuhan Feri Labuan Bajo.
Pasalnya, dari Pelabuhan Feri Labuan Bajo, tim Jelajah Sepeda Bali-Komodo sambil menggowes sepeda keliling Kota Labuan Bajo akan memakai topi rea, topi khas Manggarai Barat di kepala mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar