Sebanyak 15 wisatawan asal Amerika Serikat mempelajari sejarah dan teknik pembuatan kain batik tanah liat, satu hasil kerajinan tenun tradisional di Minangkabau (Sumatera Barat).
Wisatawan itu, mempelajarinya di galeri batik tanah liat tradisional Minangkabau di Kota Padang, Kamis (28/8), kata Direktur Biro Perjalanan Wisata "Sumatra and Beyond", Ridwan Tulus
Ia menyebutkan, Ke-15 wisatawan AS itu mempelajari tenun tradisional Minangkabau dalam satu paket wisata "10 days from west to north textile tour Sumatra" digelar "Sumatra and Beyond"di Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Menurut dia, dipilihnya galeri batik tanah liat dalam kunjungan itu, karena hasil tenun tradisional tersebut saat ini sudah sangat langka di dunia, sehingga sangat menarik sebagai objek wisata dan penelitian.
Pada kunjungan itu, para wisatawan akan mengetahui sejarah batik tanah liat dan bagaimana teknik pembuatannya secara tradisional, tambahnya.
Selain mengunjungi batik tanah liat, para wisatawan juga akan melihat dan mempelajari teknik pembuatan kain songket tradisional Canduang, di Kabupaten Agam.
"Kain songket Candung juga, satu hasil tenun terbaik, bahkan seorang peneliti songket asal Swiss, Ben Hard pernah menyebutkan songket tersebut salah satu yang terbaik di dunia," katanya.
Para wisatawan juga akan mengunjungi Museum Adhityawarman Padang dan Pusat Dokumentasi Adat Minangkabau di Padang Panjang, untuk melihat koleksi tekstil adat tradisional Minangkabau, tambah Ridwan Tulus.
Ia mengatakan, bagi "Sumatra and Beyond" kunjungan tersebut membuka peluang menjadikan Sumbar sebagai daerah tujuan wisata dan penelitian kain tenung tradisional dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar