Perancang Samuel Wattimena bakal sibuk di Surabaya. Ia menjadi konseptor acara Hari Pattimura yang digelar setiap 15 Mei.
”Saya harus buang ego jauh-jauh untuk mengonsep acara ini. Ada banyak orang dalam kegiatan ini, dengan beragam pandangan. Ini beda dengan merancang busana yang sebagian besar keinginan saya,” ujar Sammy, panggilan Samuel Wattimena.
Keterlibatan pria kelahiran Jakarta, 25 November 1960, ini membuat peringatan Hari Pattimura tak hanya diisi pawai obor seperti tahun-tahun sebelumnya. Dia menambahkan pemilihan Jujaro dan Mungare.
”Kalau di Jakarta, semacam Abang dan None. Juara terpilih menjadi duta budaya Maluku. Makanya, juaranya nanti mau saya bawa ke dunia hiburan, biar luas jangkauannya, biar makin mudah mengenalkan budaya Maluku,” katanya.
Ia tak membatasi kegiatan itu hanya untuk warga keturunan Maluku. Semua orang yang ingin belajar dan tahu budaya Maluku bisa mengikutinya. ”Semua akan diajari dulu budaya Maluku. Siapa yang paling menyerap pelajaran, bisa menjadi juara.”
Ini salah satu usaha untuk menjawab kekhawatiran budaya Maluku punah. ”Waktu chaos Ambon, saya khawatir kehilangan akar budaya. Bahaya bila kita kehilangan akar budaya di tengah globalisasi seperti sekarang,” ujarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar