Kamis, 22 Maret 2012

Bicara nagari Silungkang, pasti orang akan teringat dengan tenunannya, Apalagi yang namanya “ tenunan Songket, tidak ada orang yang tidak mengenalnya, Bahkan isteri presiden, ny Ani SBY ketika berkunjung ke Sumbar juga sangat tertarik dengan produksi tenunan Silungkang ini. Kehidupan orang Silungkang memang kental dengan kerajinan tenunnya itu, 

Gebrakan ketua tim penggerak PKK Sawahlunto Ny, Emnidar Amran mempromosikan tenunan songket Silungkang sebagai bahan dasar pakaian adat penganten nagari, pakaian anak sekolah, bahkan pakaian pegawai negeri sipil (pns) pada hari Kamis dan jumat diwajibkan memakai pakaian dasar dari tenunan songket, saat ini laku keras, berapa  ada stok, semuanya habis terjual, 

Anjuran isteri walikota Sawahlunto Amran Nur digagasnya 5 tahun belakangan itu saat ini telah membuahkan hasil gemilang, malahan souvenir atau toko-toko yang khusus menjual produksi anak nagari Silungkang disepanjang jalan lintas Sumatera Kecamatan Silungkang Sawahlunto  saat ini kewalahan mencari tenunan Songket Silungkang, imbasnya. Pesanan  datang dari luar Sumatera Barat, seperti dari Pekan Baru- Jakarta dan Surabaya terpaksa ditolak, karena pengrajin kewalahan memproduksi songket dalam jumlah besar.

Penjual Songket Silungkang, Ny, Aina Mardiah, ditemui koran ini di kampung tenun Batu Mananggau desa Silungkang Tigo, mengakui sulit saat ini mencari Songket Silungkang,

“ Enam puluh (60 )orang pengrajin Songket hanya mampu memproduksi 2 kodi songket (40 buah) dalam seminggu. Produksi sebanyak itu hanya mampu mengisi pesanan dalam kota Sawahlunto saja, imbasnya pesanan dari luar Sawahlunto seperti dari Bukit tinggi maupun Padang terpaksa ditolak ujar Aina Mardiah yang juga pengrajin songket itu.

Bahan dasar songket khususnya untuk pakaian anak sekolah maupun pegawai (Pns) dijual seharga Rp.400 ribu/stel, laris manis, semuanya habis terjual, tidak ada stok yang tersisa, tandas pengrajin yang telah menggulati usahanya itu sejak tahun 1980 itu.

Memacu produksi dengan mengerahkan seluruh pengrajin menurut Aina Mardiah, hal yang tidak memungkin, pasalnya, memproduksi songket, tidak bisa dikerjakan dengan mesin, hanya  bisa diproduksi melalui elusan tangan-tangan terampil yang dikerjakan super hati-hati serta penuh kesabaran, ungkap, Aina. 
  
Menurut Aina, produksi Songket Silungkang laris manis, tidak hanya sebatas pesanan pegawai Sawahlunto semata, bahkan pegawai luar daerah lainnya, seperti pns dari kabupatren Sijunjung dan Tanah Datar juga memesan ke Silungkang, disisi lainnya produksi terbatas, sehinga pesanan luar daerah seperti Bukit Tinggi-Padang maupun Jakarta-Pekan Baru tidak terlayani  imbuhnya.

Dikemukakan, Songket laris manis tersebut khusus untuk harga pakaian dasar seharga Rp.400 ribu/stel, kualitasnya cukup baik bisa dibawa ke tempat keramaian seperti kenduri atau ke kantor, sedangkan songket yang bernilai Rp.5 juta s/d Rp 6 juta persedian masih cukup, pasalnya, songket tersebut khusus dipesan untuk cendera mata imbuhnya

Selasa, 20 Maret 2012

Kain Tenun Basurek - Bengkulu

Kain besurek adalah salah satu kain batik hasil kerajinan tradisional daerah Bengkulu yang telah diwariskan secara turun – temurun dari generasi ke generasi. Meskipun kain besurek diyakini sebagai hasil budaya fisik masyarakat Melayu Bengkulu, tapi pada motifnya terlihat pengaruh unsur-unsur kebudayaan Islam, yaitu motifnya yang bernuansa kaligrafi Arab. Dalam perkembangan selanjutnya motif-motif tersebut dimodifikasi dengan menambahkan raflesia, bunga kibut.


Motif asli atau dasar kain besurek terdiri dari tujuh motif, antara lain:


1. Motif Kaligrafi Arab, Arti motif kaligrafi Arab artinya motif pada kain besurek berupa tulisan Arab.


2. Rembulan – Kaligrafi Arab, Motif rembulan dipadu dengan kaligrafi Arab menggambarkan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.


3. Kaligrafi Arab – Kembang Melati, motif ini selain menunjukkan adanya pengaruh Islam (kaligrafi Arab) juga menggambarkan kehidupan flora. Bunga melati adalati salah satu jenis tanaman yang banyak terdapat serta digunakan di Bengkulu sejak dulu.


4. Kaligrafi Arab – Burung Kuau, lukisan burung kuau dan kaligrafi Arab pada kain besurek menggambarkan kehidupan fauna. Burung kuau adalah hasil ciptaan pengrajin sejak dulu.


5. Pohon Hayat – Burung Kuau – Kaligrafi Arab, kain besurek dengan motif ini bisa dikatakan lebih berkembang dari yang disebutkan sebelumbya, karena terdiri dari tiga jenis motif/gambar. Motif kain ini menggambarkan kehidupan flora, fauna, dan pengaruh Islam.


6. Kaligrafi Arab - Kembang Cengkeh – Kembang Cempaka. Motif ini menggambarkan kehidupan flora dan fauna. Kembang cengkeh dan bunga cempaka adalah jenis tanaman yang banyak terdapat di Bengkulu.


7. Kaligrafi Arab – Relung Paku – Burung Punai. Motif ini menggambarkan kehidupan flora dan fauna. Relung paku adalah jenis tanaman yang banyak dijumpai di Bengkulu pada jaman dahulu. Oleh karena itu tanaman inipun mengilhami para pengrajin kain besurek untuk melukisnya di atas kain.

Minggu, 04 Maret 2012

Tenun Indonesia Dikagumi di Athena


Pesona kain tenun Nusantara dari beberapa daerah di Indonesia turut menyemarakkan resepsi diplomatik di KBRI Athena belum lama ini.

"Sebanyak 50 kain tenun koleksi Ibu Anita Rusdi dan anggota  Dharma Wanita KBRI Athena dipamerkan dalam acara itu," ujar Sekretaris Ketiga KBRI Athena Gina Fadilla dalam keterangan pers yang diterima Antara, Kamis (23/9/2010).

Menurut Gina Fadilla, acara resepsi peringatan HUT RI itu dihadiri sekitar 400 orang. Pelaksanaannya sengaja diundur mengingat tanggal 17 Agustus masih dalam suasana puasa Ramadhan dan umumnya pejabat Yunani dan kalangan korps diplomatik banyak yang libur panjang musim panas.

Para undangan umumnya merasa kagum atas dekorasi dan barang kerajinan seni yang dipamerkan, seperti patung burung Jetayu, ukiran, gamelan mini, wayang golek, lukisan yang ditata rapi dan dikombinasikan dengan kain tenun, serta kain batik koleksi pribadi istri Duta Besar RI itu.

Kepala Protokol Negara yang mewakili Pemerintah Yunani menyampaikan kekagumannya atas koleksi yang ditampilkan.

Dubes RI untuk Yunani Ahmad Rusdi mengatakan, penyelenggarakan resepsi ini bertujuan agar para tamu dan relasi dapat merasakan indahnya tatanan dekorasi Wisma Duta bernuansa kerajinan, barang seni, dan budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Acara resepsi itu juga bertujuan agar para tamu undangan dapat mencicipi dan menikmati kuliner khas Nusantara, yang diracik juru masak dari Wisma Duta dan anggota Dharma Wanita dengan bantuan masyarakat Indonesia yang tinggal dan bekerja di Athena.