Selasa, 21 Mei 2013

Bersahaja Tetapi Mewah

Indonesia Fashion Week 2013 kembali merayakan kekayaan kain Indonesia. Inspirasi bisa mewujud dalam aneka gaya mulai dari potongan gaun sederhana nan elegan hingga tampilan ceria dalam warna menawan.

Indonesia Fashion Week (IFW) 2013 digelar untuk kedua kalinya di Jakarta Convention Center, Jakarta, 14-17 Februari 2013. Ajang yang diprakarsai Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia bekerja sama dengan Radyatama ini membagi empat hari penyelenggaraan dengan tema masing-masing: busana pesta (cocktail), busana muslim, busana pria dan urban, serta busana dengan potongan kasual.

Pada tema busana pesta, tampil karya para perancang Auguste Soesastro, Denny Wirawan, Ivan Gunawan, Jeanny Ang, Rudy Chandra, Sofie, serta desainer Malaysia, Melinda Looi, dalam beragam cita rasa dan kekhasan gaya.

Auguste Soesastro, perancang yang meluncurkan merek Kraton di New York, Amerika Serikat, pada 2008, menunjukkan bahwa perempuan bisa cantik di mana saja—termasuk dalam pesta—dengan gaya sederhana, intelek, dan elegan. Koleksi yang ditampilkan di IFW kali ini masih kuat menampilkan ciri garis rancangan Auguste yang sederhana, polos tanpa aplikasi, tetapi menuntut kerumitan potongan dan presisi yang tinggi.

Auguste mencontohkan, pada sebuah jaket fuchsia, ia membuat dua kupnat di bahu dan satu kampuh (jahitan yang menyatukan bagian baju) mulai dari bawah lengan hingga kantong di depan. Untuk merangkai bagian-bagian itu menjadi jaket yang terkesan sederhana, pekerja tingkat terampil masih butuh waktu 60 jam.

Pada koleksi musim gugur dan musim dingin 2013-2014 ini, Auguste juga menampilkan kain tenun dari Ayotupas, Timor barat. Kain tenun dari serat organik dengan pewarna alam ini digunakan secara utuh sebagai syal. Ada pula yang dijahit menjadi atasan. Auguste menegaskan, tenun bukan kain yang mudah dijahit karena ketegangan yang tidak sama serta motif yang tampak simetris padahal sebenarnya tak begitu.

Batik monokromatik juga digunakan Auguste untuk bagian atas sebuah gaun berikut setelan selendangnya. Ia meyakini batik sebagai sebuah teknik yang mesti dilestarikan, tetapi motifnya perlu direlasikan dengan seni kontemporer masa kini. Keyakinan itulah yang dituangkan Auguste dalam desainnya.

Sabana megah

Sementara itu, Denny Wirawan mengusung songket Palembang yang tampil berbeda karena dibuat seluruhnya dengan pewarna alam. Songket menjadi komponan utama koleksi busana siap pakai berlabel Balijava pada IFW 2013 ini. Balijava adalah label Denny yang khusus mengolah kain warisan budaya Indonesia.

Denny menyuguhkan konsep padu padan yang kuat pada koleksinya. Beragam jaket, blazer, dan bolero dipadukan dengan blus dan bawahan rok pensil atau celana agak ketat yang lurus ramping. Palet warna tanah—krem, coklat keemasan, khaki, dan abu-abu—yang ia pilih pada koleksi ini, kata Denny, terinspirasi keindahan padang sabana. Hamparan ilalang mengering dan semak belukar liar mempunyai keindahan tersendiri.

Dari imajinasi itu, Denny menuangkannya dalam rancangan busana yang sebagian bersiluet sederhana. Sebagian lagi—pada segmen gaun pesta dan gaun pengantin—Denny menunjukkan bahwa songket berwarna tanah juga bisa terkesan mewah. Untuk gaun malam, penggunaan detail seperti frill, aplikasi bordir, dan bebatuan, dipilih yang berwarna senada sehingga lebih bersahaja.

Organza dan serat nanas ikut mempercantik koleksi busana pesta Balijava ini. Adapun untuk gaun pengantin Denny memadukan songket sutra dengan tulle.

IFW 2013 menjadi kesempatan pertama bagi Ivan Gunawan menampilkan koleksi berbahan kain warisan budaya Indonesia. Meski telah meluncurkan label Ivan Gunawan sejak 2004, Ivan mengakui, sebagian kalangan lebih mengenal sosoknya sebagai selebritas ketimbang garis rancangannya. Ia juga dianggap identik dengan warna-warna terang dan kesan bling-bling.


Kali ini Ivan menggunakan kain tenun Mandar, Sulawesi Barat, dengan tetap mempertahankan gaya ceria. Kepraktisan dan kenyamanan gaun menjadi faktor yang lebih diperhatikan. Motif tenun Mandar yang didominasi kotak-kotak—dalam keseharian lebih banyak dipakai sebagai sarung—diolah Ivan menjadi gaun ringan untuk acara semiformal, juga disulap lebih anggun untuk pesta atau acara lebih formal.

Tenun, misalnya, dibuat menjadi rok pendek berpotongan melebar di bagian bawah yang dipadu dengan brokat sebagai lapisan luar atasan yang ketat. Tenun juga ditampilkan dalam atasan model kemben dengan draperi berpadu dengan rok span semitransparan.

Sebanyak 208 desainer dan 503 merek beragam produk mode berpartisipasi dalam IFW 2013. Pada ajang ini digelar pula pameran dagang, kompetisi, dan seminar, selain pergelaran busana. IFW 2013 mengutamakan produk dengan konten lokal yang berstandar global.

Upaya menjembatani kerja sama para pelaku industri mode pada IFW 2013 didukung pula oleh empat kementerian, yakni Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, serta Asosiasi Pengusaha Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar