Hal yang tidak biasa tampak pada sosok Mira Lesmana (48) pendiri Miles Production, kemarin. Sehelai kain tenun warna kuning terlihat melilit di lehernya.
Kain tenun berwarna kuning itu, kata dia merupakan kain tradisional asal Nusa Tengga Timur (NTT) yang dibelinya di Atambua, saat memproduksi film terbarunya berjudul Atambua 39 Derajat Celcius. "Ternyata kita kaya dengan budaya kain tenun. Ya, itung-itung promosi selendang Nusantara," ujar Mira Lesmana ditemui usai press screening Atambua 39 Derajat Celcius di Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI), Kuningan, Senin (5/11).
Bukan hanya produser film Sang Pemimpi itu yang mengenakan kain tenun di lehernya, Riri Reza, sutradara film itu, serta pemain dan beberapa kru yang terlibat dalam film itu juga mengenakan kain sutra dengan beragam motif. Mira mengatakan sebagian besar pemain dan kru rebutan berburu kain tenun dari Atambua usai menyelesaikan syuting selama 14 hari.
Kain tenun ini sangat apik dan dikerjakan oleh masyarakat desa di pelosok Timor dengan tangan (hand made). "Ini beneran jahitan tangan lho. Motif depan dan belakangnya sama," ujarnya.
Dalam penggarapan film ini, Mira mengatakan nyaris tidak mengalami hambatan. Bahkan, masyarakat perbatasan Indonesia- Timor Leste itu mendukung penuh kedatangan dirinya. Kakak kandung musisi Indra Lesmana menambahkan, masyarakat di sana sangat ramah dan menyambut gembira penggarapan film ini. Tuan rumah tidak sungkan menyapa duluan, meski belum saling mengenal.
"Tidak ada yang menyulitkan di sana. Sampai polisinya saja membantu kita," ujarnya.
Film Atambua 39 Derajat Celcius ini mengangkat kisah kehidupan masyarakat perbatasan 13 tahun pascamemorandum. Mereka banyak mengalami kesulitan untuk sekedar berkunjung ke makan leluhur atau bersilaturahmi saudaranya yang berada di daerah Timor Leste.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar