Minggu, 16 Juni 2013

Kebaya Kartini Bernuansa Melayu



Layaknya jenis mode lain yang selalu mengalami perubahan dan perkembangan, kebaya juga terus mendapatkan modifikasi dari para perancang di tanah air. Kebaya yang biasanya dikenakan dengan kain panjang atau sarung, kini dapat dipadupadankan dengan busana dari barat, seperti jins atau rok.


Raswan, pemilik House of Kebaya & Raswan Tapis, memodifikasi kebaya Kartini khas Jawa dengan kain tenun Bidak Galah Napuh yang asli Lampung. Lewat garis rancangannya, Raswan ingin mengatakan bahwa kebaya bukan hanya bisa tampil tradisional, namun bisa juga tampil secara modern.

Kebaya pada dasarnya mempunyai ciri khas sama, yakni seksi dan eksotik. Desain kebaya pun bisa dipadukan dengan inspirasi budaya lain. Salah satu hasilnya adalah rancangan kebaya Kartini yang memiliki lipatan di bagian dada. Panjang kebaya juga menutupi panggul.

Ciri khas lainnya adalah lipatan kerah yang membentuk garis vertikal, sehingga membuat pemakainya terkesan lebih tinggi dan ramping. Pada rancangan kebayanya, ia memberikan sentuhan Jepang dengan lengan superlebar ala kimono Jepang.

Raswan memberikan permainan warna hijau, kuning, cokelat, dan merah. Sebagai bawahannya, dapat dipadukan dengan kain khas Lampung tenun tapis motif Cucuk Semaka atau bahan tenun motif kaca.

Kebaya modifikasi disebut modifikasi karena terdapat permainan detail dari struktur kebaya itu sendiri. Dalam sketsa rancangan di bawah ini, Ferry Sunarto menciptakan rancangan teknik built in bustier. Bustier jenis ini dapat disesuaikan dengan anatomi tubuh pemakainya karena teknik pemasangan barline yang membentuk tubuh secara proporsional. Perpaduan kebaya dengan nuansa gaya busana bangsa lain terlihat pada detail bagian depan yang berlipit dan bergaris empire line serta lengan berbentuk lonceng. Modifikasi juga dilakukan pada bukaan rendah di bawah leher dan penggunaan tali-temali sebagai ciri-ciri korset yang berkarakter kuat.

Selain batik dan rok, kebaya bisa saja dipadu dengan celana palazzo untuk menghadiri pesta istimewa. Kebaya dengan lengan tiga perempat atau yang panjangnya hanya setengah pergelangan paha bisa saja dipadu dengan celana capri.

Untuk aksesori, bisa dipermanis dengan pemakaian bros dan anting-anting. Agar tak terkesan ramai, Raswan menyarankan memilih salah satu antara kalung, anting, atau gelang. (dna/c2/dna)

Bidak Galah Napuh Sudah Dikonservasi

Kain tenun Bidak Galah Napuh merupakan tenun warisan budaya Lampung yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Sejak 2010, kain tenun ini telah dikonservasi, mulai dari gaya maupun proses pembuatannya.

Bidak Galah Napuh ini menjadi barang langka. Proses pembuatannya berbeda dengan tenun-tenun lain. Untuk membuatnya, sisir yang digunakan dipesan dari Jepang. Di Lampung, bahkan di Indonesia, tidak ada sisir tenun yang sesuai.

Perancang busana Lampung Raswan menguraikan, tenun ini bercirikan ikat cukil dan sungkit yang motifnya spesifik. Setelah ratusan tahun, kini House of Kebaya & Raswan Tapis mencoba membuat ulang tenun ini dengan teknik yang sama.

’’Kain tenun ini langka. Proses pembuatannya sulit. Ada bagian yang diikat dan cukil di bagian lain. Itulah yang menjadi ciri khas tenun Bidak Galah Napuh,” ujar Raswan 

Suatu hal yang membanggakan, tenun ini sudah diseminarkan pada Maret 2012 di Museum Tekstil, Jakarta, sebagai salah satu khasanah budaya yang berasal dari Lampung. Dalam seminar itu, Raswan juga menyerahkan karyanya yang menggunakan kain tenun Bidak Galah Napuh.

’’Di mana tapis itu diberi nama Tapis Radin Sinang Senipat yang terinspirasi dari cerita Warahan Radin Jambat Hangkirat, yaitu cerita sastra tutur dari Waykanan,” paparnya.

Tapis itu diserahkan langsung kepada Kepala Museum Tekstil Drs. Indra Riawan, M.Hum. oleh Raswan. Di Bandarlampung, pembuatan tenun ini juga sebagai salah satu binaan Dekranasda yang diketuai Hj. Eva Dwiana Herman H.N.

Menurut dia, tenun Bidak Galah Napuh akan terus dimodifikasi, namun tidak menghilangkan kreasi pada bahan dan sulaman tapisnya. Seperti tapis Cucuk Andak dan Cucuk Semaka. ’’Kami akan mengikuti tren, bukan sebagai kebutuhan adat. Akan tetap lebih pada pakaian modern yang bisa dipakai siapa saja,” ungkap Raswan.

Mengenakan Kain Tenun

sebagian perempuan masih menganggap bahwa kain tenun hanya pantas dikenakan pada acara-acara yang besar. Hal inilah yang justru membuat industri tenun kurang berkembang dan populer.

Dampaknya, kain tenun terancam hilang karena daya beli masyarakat yang rendah. Seharusnya perempuan tidak segan memadupadankan busana kain tenun menjadi tampilan modern yang anggun dan elegan tanpa menghilangkan unsur etnik dan kuno.

Pengurus Cita Tenun Indonesia Dhanny Dahlan berbagi tips dalam bergaya dengan tenun yang pilihannya sangat banyak dan cantik:

· Kombinasikan dengan Warna Polos

Motif tenun yang kompleks kerap membuat pemakainya takut dibilang ’’ramai’’. Cara menyiasatinya, pakailah celana atau rok polos yang berfungsi sebagai penyeimbangnya. Kombinasi jins pun bagus dan baik untuk acara santai.

· Tabrak Motif Warna Senada

Namun, bila dirasa tidak terlalu nyaman, pakailah motif dengan warna yang masih senada antara atasan dan bawahannya.

· Formal dan Kasual

Ada tenun yang bernuansa berat dan lebih cocok dikenakan untuk pesta, seperti songket Palembang yang banyak menggunakan warna emas. Namun, sarung Blongsong malah sangat cocok untuk santai. Jangan takut untuk menukar-nukar gaya tadi, sesuaikan saja dengan kebutuhan!

· Tidak Perlu Dipotong

Proses pengerjaan tenun membutuhkan waktu yang cukup lama, membuat kain tenun kerap dikenakan apa adanya sebagai helaian kain. Perasaan sayang untuk memotongnya dan menjahit kembali menjadi salah satu alasan mengapa tenun modelnya hanya itu-itu.

Untuk mengakalinya, Anda tidak perlu memotong. Cukup dengan memberi kupnat untuk menjadikan rok atau cape. Melepas kupnat tidak akan merusak siluet dan bisa disesuaikan kembali sesuai bentuk tubuh.

· Aplikasi Daerah yang Berbeda

Hal menarik dari tenun adalah asal motif yang beraneka ragam. Jadi bebaskanlah diri Anda untuk bereksplorasi. Pakai motif tenun Lampung sebagai atasan dan tenun Badui sebagai bawahan atau motif Palembang sebagai luaran dan motif Makassar sebagai dalaman, kombinasi ini akan membuat Anda terlihat semakin cantik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar