Bicara nagari Silungkang, pasti orang akan teringat dengan tenunannya, Apalagi yang namanya “ tenunan Songket, tidak ada orang yang tidak mengenalnya, Bahkan isteri presiden, ny Ani SBY ketika berkunjung ke Sumbar juga sangat tertarik dengan produksi tenunan Silungkang ini. Kehidupan orang Silungkang memang kental dengan kerajinan tenunnya itu,
Gebrakan ketua tim penggerak PKK Sawahlunto Ny, Emnidar Amran mempromosikan tenunan songket Silungkang sebagai bahan dasar pakaian adat penganten nagari, pakaian anak sekolah, bahkan pakaian pegawai negeri sipil (pns) pada hari Kamis dan jumat diwajibkan memakai pakaian dasar dari tenunan songket, saat ini laku keras, berapa ada stok, semuanya habis terjual,
Anjuran isteri walikota Sawahlunto Amran Nur digagasnya 5 tahun belakangan itu saat ini telah membuahkan hasil gemilang, malahan souvenir atau toko-toko yang khusus menjual produksi anak nagari Silungkang disepanjang jalan lintas Sumatera Kecamatan Silungkang Sawahlunto saat ini kewalahan mencari tenunan Songket Silungkang, imbasnya. Pesanan datang dari luar Sumatera Barat, seperti dari Pekan Baru- Jakarta dan Surabaya terpaksa ditolak, karena pengrajin kewalahan memproduksi songket dalam jumlah besar.
Penjual Songket Silungkang, Ny, Aina Mardiah, ditemui koran ini di kampung tenun Batu Mananggau desa Silungkang Tigo, mengakui sulit saat ini mencari Songket Silungkang,
“ Enam puluh (60 )orang pengrajin Songket hanya mampu memproduksi 2 kodi songket (40 buah) dalam seminggu. Produksi sebanyak itu hanya mampu mengisi pesanan dalam kota Sawahlunto saja, imbasnya pesanan dari luar Sawahlunto seperti dari Bukit tinggi maupun Padang terpaksa ditolak ujar Aina Mardiah yang juga pengrajin songket itu.
Bahan dasar songket khususnya untuk pakaian anak sekolah maupun pegawai (Pns) dijual seharga Rp.400 ribu/stel, laris manis, semuanya habis terjual, tidak ada stok yang tersisa, tandas pengrajin yang telah menggulati usahanya itu sejak tahun 1980 itu.
Memacu produksi dengan mengerahkan seluruh pengrajin menurut Aina Mardiah, hal yang tidak memungkin, pasalnya, memproduksi songket, tidak bisa dikerjakan dengan mesin, hanya bisa diproduksi melalui elusan tangan-tangan terampil yang dikerjakan super hati-hati serta penuh kesabaran, ungkap, Aina.
Menurut Aina, produksi Songket Silungkang laris manis, tidak hanya sebatas pesanan pegawai Sawahlunto semata, bahkan pegawai luar daerah lainnya, seperti pns dari kabupatren Sijunjung dan Tanah Datar juga memesan ke Silungkang, disisi lainnya produksi terbatas, sehinga pesanan luar daerah seperti Bukit Tinggi-Padang maupun Jakarta-Pekan Baru tidak terlayani imbuhnya.
Dikemukakan, Songket laris manis tersebut khusus untuk harga pakaian dasar seharga Rp.400 ribu/stel, kualitasnya cukup baik bisa dibawa ke tempat keramaian seperti kenduri atau ke kantor, sedangkan songket yang bernilai Rp.5 juta s/d Rp 6 juta persedian masih cukup, pasalnya, songket tersebut khusus dipesan untuk cendera mata imbuhnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar